Di awal tahun ini Enrekang,
tempatku bermukim sekarang cuacanya mulai tak menentu. Kadang terlalu dingin
dan kadang pula terlalu panas. Kata orang – orang lagi musim pancaroba
(peralihan musim).
Oh iya, kotaku ini berada di
Provinsi Sulawesi Selatan. Jarakanya kira – kira 250 km dari pusat ibu kota
provinsi. Meskipun jauh tapi geliat ekonomi di kotaku tak kalah dengan kota –
kota lain. Disini kami dimanjakan dengan udara yang bersih dan keindahan kota
yang di kelilingi pegunungan hijau. Kotaku salah satu penghasil sayur mayur yang
diakui di Indonesia. Kalau tidak percaya silahkan berkunjung ke kotaku Pop Ice
Lovers.
Hari ini matahari dengan gagahnya
menyinari seluruh kotaku. Nampak beberapa ibu sedang menjemur pakaian mereka
yang tak sempat kering beberapa hari yang lalu. Pandangan mataku juga melihat
beberapa anak dengan semangatnya berjalan menuju sekolah masing – masing.
Keriuhan kota mulai nampak karena hari ini juga bertepatan dengan hari senin
dan hari pasar di kotaku. Di Enrekang,
hari pasar hanya diadakan 2 hari dalam seminggu yaitu di hari senin dan
hari kamis.
Di sini tak ada mall atau
supermarket seperti kota kalian. Jadi semua orang akan berbondong – bondong ke
pasar mencari keperluan mereka masing - masing. Di pasar ini aku biasa mencari
pakaian cakar (cap karung)/bekas yang harganya miring tapi kualitasnya baik. Aku
juga sering membeli Pop Ice untuk kunikmati di jalan ketika pulang. Disini kami
tak familiar dengan istilah ‘’Milkshake’’, mungkin karena kami kampungan atau
jarang mendengar istilah itu. Disini kami hanya mengenal istilah ‘’Pop Ice’’
karena cuma merek itu saja yang biasa dibuat minuman dingin. Disini Pop Ice
menjadi primadona dari anak kecil hingga orang tua. Semua orang suka dengan Pop
Ice sesuai dengan taglinenya ‘’Pop Ice Idolaku’’. Hanya dengan merogoh kocek
Rp. 5.000 kita bisa menikmati segelas Pop Ice dingin. Itulah sebabnya banyak bermunculan lapak - lapak yang menjadikan Pop
Ice sebagai menu minuman andalannya. Setahuku dulu hanya 2 penjual Pop Ice di
kota ini, tapi sekarang mulai bertumbuh hingga puluhan penjual.
Salah satu tempat penjual Pop Ice
Idolaku yaitu di pasar sentral enrekang. Disini ada banyak penjual yang
menjadikan Pop Ice sebagai jualan mereka. Tapi ada satu yang menurutku terbaik
yaitu Pop Ice milik Ibu Nurmiati. Aku mulai menjadi langganan pop icenya dari
awal tahun 2017 ini. Ada cita rasa sendiri yang tidak ditemukan di Pop Ice
buatan penjual lain yang membuatku ketagihan mencoba terus Pop Ice buatan ibu
nurmiati. Untuk membuktikannya kuajak sepupuku beatris untuk bersama – sama ke
lapak ibu nurmiati untuk mencoba Pop Ice-nya.
|
Lapak Ibu Nurmiati
|
|
Varian Rasa Pop Ice Yang Di Jual Ibu Nurmiati |
Sesampai di lapaknya aku melihat
ada seorang ibu yang sedang memesan segelas Pop Ice. Beliau nampaknya kehausan
setelah berkeliling pasar membeli kebutuhan keluarganya beberapa hari kedepan.
Di belakangnya kami lalu mengambil posisi antri dengan beatris. Di tengah
antrian kami berbincang singkat.
‘’Wehh marasa’ gaja tee’ pop ice
jo tee’ mane’,taenmo betai’ di endekan’’ ( enak sekali pop ice-nya disini,
tidak ada yang kalahkan di enrekang) kataku dalam bahasa daerah enrekang.
Beatris pun membalas, ‘’aa
masa’, njoku’ katapai’ purapi’ di coba mane’ kumatappa’’ (ah masa, saya belum
percaya kalau belum dicoba, kalau sudah kucoba baru kupercaya).
Lama berbincang akhirnya tiba
juga giliran kami. Senyum ibu nurmiati merekah ketika melihat kami datang. Sepertinya
beliau mulai mengenaliku meskipun baru beberapa minggu jadi langganannya.
‘’Ehh deen masi’ tee’ kallolo’,
pira’ gelas tee’ lamupesan’ nde’?’’ (Ehh ada lagi ini anak muda, berapa gelas
mau di pesan?) sahut ibu nurmiati yang sedang menyiapkan gelasnya.
‘’Kore’ gelas ibu, yamo’ tuu’
rasa coklat sola’ capucino’’ (2 gelas ibu, rasa coklat sama capucino) kataku
dengan semangat.
Dengan sigap ibu nurmiati
membuatkan kami pop ice rasa coklat dan capucino. Gunting mulai bekerja memutus
2 sachet Pop Ice dari rencengannya. Es batu yang mulai di pecah – pecahkan, air
yang mulai disediakan dalam gelas, ceres yang mulai dibuka dari toplesnya
beserta cincau hitam yang segar. Blender pun dinyalakan dan siap untuk
mencampur pop ice,es batu dan air minum. Di tengah deru mesin blender yang tak
henti berputar kusempatkan berbincang ringan dengan ibu nurmiati.
|
Ibu Nurmiati Lagi Membuat Pop Ice |
‘’Pira’ tahun miki’ mabalung jo’
pasa’ ibu?’’ (Sudah berapa lama ibu menjual di pasar?) tanyaku penasaran.
‘’Mettangmo dikka’ mabalung jo
pasa’, 2009 kumappamula mabalung. Ke’ Pop Ice kubalung’ kira - kira tahun 2013’’ (Sudah
lama saya menjual di pasar, 2009 saya mulai. Kalau jual Pop Ice kira - kira dari tahun
2013) jawabnya dengan senyuman.
‘’Ke’ suamita’ ibu apa najama
iya’? (Kalau suami ibu apa pekerjaannya?) tanyaku lagi.
‘’Suamiku maballung’ goa di pasa’
dek’’ ( suamiku menjual juga di pasar dek). Jawabnya sambil menyiapkan pop ice
yang telah diblender.
‘’Na’ pirami tee’ anggota’ta
bu’’? (Berapa jumlah anaknya bu?), tanyaku sekali lagi.
‘’Appa’mi anggotaku tee’, mesa’
sementara smp, mesa’ sd, mesa’ tk, sola dennapa to biccung’’ (sudah 4 anak
saya. 1 sementara SMP, 1 SD, 1 TK, 1 masih kecil) jawabnya sembari memasukkan
pesanan kami ke dalam kantong plastik.
Aku salut dengan Ibu Nurmiati.Ternyata
di tengah kesibukannya, beliau harus mengurus 4 orang anaknya yang masih
membutuhkan perhatian. Keadaan ekonomi membuatnya harus terus berjuang agar
asap dapurnya tetap mengepul. Dari segelas Pop Ice yang dihargai Rp.
5.000/gelas inilah ibu nurmiati berjuang agar harapannya untuk menyekolahkan
anak – anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi terwujud. Beliau ingin
melihat anak – anaknya sukses dan bisa lebih baik dari dirinya.
|
Kue Tradisional Jualan Ibu Nurmiati |
Selain menjual Pop Ice, ibu
nurmiati juga menjual jajanan kue tradisional seperti bipang, jalangkote, donat
gula, kerupuk dangke, kerupuk pisang, kerupuk kentang, deppa’ tori’ dan banyak
lagi kue tradisional lainnya. Kata ibu nurmiati buat tambah – tambah pemasukan
dan membuat ramai jualannya. Tak terasa kami sudah berbincang lama, dan
akhirnya kami pamitan dengan ibu nurmiati dan tak lupa mengabadikan momen hari
ini dengan foto bersama. Akupun bertindak menjadi fotografernya dan kufotolah
beatris dengan ibu nurmiati. Akhirnya kamipun pulang dengan menenteng Pop Ice
kami di dalam kantong plastik dengan perasaan gembira tentunya. Ketika aku
sedang fokus membawa sepeda motor, Sepupuku beatris tak sabar ingin mencobanya,
diambillah dari kantong plastik segelas Pop Ice dan kemudian menempelkan
pipetnya. Mulutnya tak henti mengisap pipet yang terhubung dengan segelas Pop Ice
rasa coklat pesanannya tadi. Akhirnya sepupuku ini percaya kalau pop ice ibu
nurmiati memang enak dan layak menjadi Milkshake favorit (pakai istilah Milkshake
supaya dibilang anak kekinian.. hehehe). Resmi sudah sepupuku beatris
menobatkan Pop Ice ibu nurmiati sebagai Milkshake favorit dan akan menjadi
langganannya.
Beatris dan Ibu Nurmiati
Sesampai di rumah akupun duduk –
duduk santai di teras rumah. Tempat andalanku untuk membaca novel, mencari
insipirasi dan ide – ide segar untuk ditulis di blog, atau bersenda gurau dengan
anggota keluarga lain. Segelas Pop Ice favoritku pun mendarat manja di atas
meja teras dan siap menemaniku membaca tiap lembar novel yang sedang
kugandrungi ini. Rasa manisnya membuatku tak henti bersyukur, ‘’Nikmat Tuhan
mana lagi yang kau dustakan’’. Lembar demi lembar novel kuselesaikan hingga
akhirnya segelas Pop Ice tersebut habis tanpa menyisakan sisa sedikitpun.
|
Pop Ice Andalan di Atas Meja Teras Rumah |
|
Siap Untuk Membaca
|
|
Mari Kita Membaca |
Hari ini aku belajar banyak hal mengenai hidup
dan kehidupan. Dari ibu nurmiati aku belajar tentang perjuangan hidup dan
semangat untuk terus menjadi manusia yang lebih baik di tengah keterbatasan
hidup. Harapannya terus menyala seiring perjalanan hidupnya yang terus
berputar. Semoga harapan ibu nurmiati untuk melihat anak –anaknya sukses bisa
terwujud dan akhirnya peluh keringat yang mengucur deras dari dahinya bisa
terjawab dengan prestasi dari keempat anaknya. Amin.
|
Pop Ice Idolaku |
Aku juga harus terus berusaha dan
terus berjuang untuk menjalani kehidupan ini. Tak ada lagi putus asa di kamus
hidupku. Waktunya berubah dan jadi bagian dari perubahan. Karena anak muda
adalah penggerak kemajuan bangsa dan pelanjut estafet kepemimpinan di negara
ini.
|
Jangan Lupa Minum Pop Ice |